WARNING :
Sebelum memulai membaca corat-coret gw ini ,
1. Gw bukan penulis, yang gw lakukan Cuma
corat-coret semua yang ingin gw sampaikan
2. Bakal ada 3 cerita yang bakal gw buat, dan
ini cerita pertama yang gw share ke kalian
3. Cerita ini 80% imajinasi gw , 20% silahkan
kalian pikirkan sendiri :p
4. Cukup di nikmatin dan yang udah baca jangan
lupa komentarnya mention ke @satriosv
5. Selamat menikmati dan berusahalah jadi
tokoh di dalam corat-coret gw ini,biar kalian ngerti apa yang mereka rasakan
TERIMA KASIH (^_^)
“Hai apa kabar?”
Kata itu aku jadikan sebagai awal ini semua akan di mulai ya. Udah 6 tahun dari sejak awal kita saling mengenal.
“Kalo enggak salah 2007 kan?”
Kita mulai nyalain mesin waktu nya ya, kembali ke waktu saat kita memulai semuanya.
MY SPACE.. yap, kita kenalan di akun ini. Sejenis media sosial yang dulu sempat popular
sebelum hilang dan tergantikan oleh
facebook ,
Ya
begitu lah manusia, kalo udah nemuin yang baru, pasti yang lama terabaikan. Selalu mencari yang lebih baik
tentunya.
Di ‘my space’ ini aku
mengenalmu.
Menemukanmu yang selalu online ketika malam menjelang dan yang sukses mencuri perhatianku bahkan membuat aku memulai petualangan hidup sebagai seorang zombie.
Menemukanmu yang selalu online ketika malam menjelang dan yang sukses mencuri perhatianku bahkan membuat aku memulai petualangan hidup sebagai seorang zombie.
OWLS
Masihkah memakai nama itu? Namun, kamu menjuluki dirimu sendiri
dengan nama ‘OWLS ALMINO dan
aku suka itu.
Pertama kali kenal,
karena kamu manajer dari band temenku, SUNSHINE KIDS.
karena kamu manajer dari band temenku, SUNSHINE KIDS.
Comment pertamaku untukmu adalah,
“Hai, manajer nya sunshine kids ya?
“Hai, manajer nya sunshine kids ya?
Aku akuin itu terdengar aneh untuk mengawali suatu pembicaraan.
Kalo kamu cuma menjawab “IYA”,
berarti tamat lah sudah. Pembicaraan ini tentu enggak akan bisa berlanjut
berarti tamat lah sudah. Pembicaraan ini tentu enggak akan bisa berlanjut
Untungnya kamu merespon dengan kata “IYA dan KENAPA?” –hip hip
hore!!—
Kata ‘kenapa?’ itu
menjadi kunci bahwa pembicaraan ini tentu bisa berlanjut
Oke. Langkah berikutnya harus berpikir sangat
keras untuk pertanyaan selanjutnya,
supaya kamu tidak bosan ketika berbicara denganku.
supaya kamu tidak bosan ketika berbicara denganku.
Singkat cerita, akhirnya kita saling kenal dan saat itu kamu sedang kuliah di Jerman, kota
Berlin, seingatku.
Hufftt!! Sekalinya ngegebet cewek, di pisahin sama laut. Untung enggak
beda planet ya J dan aku mengerti, thats why kamu hanya online nya pada malam hari.
YAHOO MESSENGER jadi surat terbaik untuk
kita berbagi cerita, dari hal yang paling sederhana hingga sesuatu yang enggak masuk akal.
Masih teringat jelas di ingatanku,
picture awal yang kamu pasang di YM. Sebuah foto dengan wajah yang bukan milikmu.
picture awal yang kamu pasang di YM. Sebuah foto dengan wajah yang bukan milikmu.
Kenapa harus pake foto cewek –yang sampai saat ini pun
aku gak tau siapa dia—
Semoga cewek ini diberi berkah yang setimpal atas kebaikannya karena sudah menutupi wajah kamu yang sebenarnya.
Semoga cewek ini diberi berkah yang setimpal atas kebaikannya karena sudah menutupi wajah kamu yang sebenarnya.
Setiap malam aku memulai
chat dengan “owowowowowowow.”
Lalu kamu menjawab “yoyoyoyoyoyoyoyo.”
Dan setelah itu kita
memulai semuanya.
Masuk ke episode ketika kita semakin dekat, karena memang udah di niatian dari awal.
Setiap malam begadang dan pagi tetap berangkat kuliah –suatu perjuangan—
Masuk ke episode ketika kita semakin dekat, karena memang udah di niatian dari awal.
Setiap malam begadang dan pagi tetap berangkat kuliah –suatu perjuangan—
YAP. kamu berhasil membuat zombie versi terbaru, yang masih pakai hatinya untuk kamu.
Aku harus menyediakan pulsa minimal 1000 hanya
untuk sms kamu satu kali.
Seharusnya dulu aku melihara tuyul aja kali ya biar tiap hari dapet duit buat beli pulsa dan malam nya bisa online di warnet ampe pagi,
sampai mungkin penjaga warnetnya berpikir untuk ngangkat aku sebagai anaknya,
Seharusnya dulu aku melihara tuyul aja kali ya biar tiap hari dapet duit buat beli pulsa dan malam nya bisa online di warnet ampe pagi,
sampai mungkin penjaga warnetnya berpikir untuk ngangkat aku sebagai anaknya,
Mulai membicarakan hal yang pribadi tentang
kehidupan kamu, kesedihan kamu dan kebahagiaan kamu..
Ingat saat kamu
nelfon aku jam 2 pagi dengan
air mata?
dan aku tersiksa karena enggak tahu gimana cara menghapusnya.
dan aku tersiksa karena enggak tahu gimana cara menghapusnya.
Kamu cerita semua hal yang akhirnya sampai saat ini aku tau,
cuma AKU yang kamu percayai untuk itu semua, makasih J
cuma AKU yang kamu percayai untuk itu semua, makasih J
Saat itu hal yang
bisa aku lakukan hanya
menghiburmu, owls, dan bikin lawakan segaring mungkin.
Biasanya sih yang bisa buat kamu ketawa itu saat aku menjelek-jelekkan diriku sendiri.
Hemm.. kenapa harus gitu sih?!?!$R%
Biasanya sih yang bisa buat kamu ketawa itu saat aku menjelek-jelekkan diriku sendiri.
Hemm.. kenapa harus gitu sih?!?!$R%
Ingat enggak, detik terakhir sebelum kamu mengakhiri telfon
Owls : “Jivan aku mau beli pintu kemana saja. Kamu cariin ya.”
Jivan : “Kenapa emangnya? Ya udah nanti ya,
hari minggu jam 08.00 pagi
aku ke RCTI deh. Nanti aku culik doraemon pas lagi syuting. aku sandera dia dan aku ambil pintu kemana saja buat kamu ya.”
Owls : “Bener ya? Enggak kok. aku cuma pengen
ketemu kamu. Makasih ya udah jadi Jivan.
Oh ya, Owls manggil aku dengan sebutan Jivan
(sejenis mahluk se-ras sama baja hitam dan power ranger yang bisa jadi robot-robotan cari aja di om yang maha tahu, google)
(sejenis mahluk se-ras sama baja hitam dan power ranger yang bisa jadi robot-robotan cari aja di om yang maha tahu, google)
Alasan dia manggil Jivan?
Karena dia pengen aku
membela kebenaran dan menjaga dia dari monster-monster jahat.
“Ya kan Owls kamu ngomong gini?”
“Ya kan Owls kamu ngomong gini?”
Maklum aja kalo kedengaran aneh. Kami cuma melakukan hal yang menyenangkan dengan
otak kanan kami, ya enggak Owls?
Lanjut ya. Hampir 10 bulan, kita dekat tanpa pernah
ketemuan.
Terkadang
kami webcam-an, tapi membuat muka kita terlihat aneh saat loading datang tak diundang. Coba bayangin
saat kami lagi nyengir dan pose di layar berhenti karena jaringan yang tersendat, ah tidak!!
Akhirnya kabar itu
datang juga. Kamu bilang, kamu lagi liburan mau balik ke Indonesia.
That seems like denger kabar, “Hai Iyo elu udeh aye bookingin tiket ke surge.”
Senengnya di x 120 +
1200 hasilnya baru seperempatnya
Persiapan di pun mulai. Gimana pun caranya sebelum dia dateng, gue harus keliatan se kece mungkin se-emo
mungkin dan seganteng maksimal
mungkin. Rambut harus miring ke samping (wajib),
celana harus melorot ampe keliatan boxer nya, baju sedikit junkies, dan sepatu Macbeth—boleh minjem.
FYI
: dulu dandanan kayak gitu lagi nge-trend. Sekarang disebut ALAY, sejak andika kangen band dan se-spesiesnya merasa ganteng dengan gaya seperti itu, damn!!
3 Agustus. Kamu telfon aku, kasih info kalo kamu lagi transit
di Qatar.
Aku tanya, “Kapan nyampe? Mau aku jemput.” Jujur waktu itu aku belum tau bandara itu letak nya di sebelah mana dan naik apa ke sana.
Untungnya kamu jawab, “Enggak usah. Aku udah ada yang jemput.” OH YESSS selamat :p
Aku tanya, “Kapan nyampe? Mau aku jemput.” Jujur waktu itu aku belum tau bandara itu letak nya di sebelah mana dan naik apa ke sana.
Untungnya kamu jawab, “Enggak usah. Aku udah ada yang jemput.” OH YESSS selamat :p
Aku bilang “Jangan lupa kabarin ya dan aku
harus jadi orang pertama yang kamu kabarin.”
Kamu jawab dengan mantap. “Siap jivannnn.” Saat itu kita belum jadian loh.
Kamu jawab dengan mantap. “Siap jivannnn.” Saat itu kita belum jadian loh.
5 Agustus, kamu baru ngabarin aku kalau kamu udah sampai rumah. Kamu
juga minta maaf karena
baru beli perdana.
Saat kamu kabarin itu rasanya seperti habis memenangkan olimpiade matematika
tingkat dunia yang selama ini cuma jadi mimpi.
Lanjut, 8 agustus, kita janjian untuk pertama kali
nya ketemuan. Jeng jeng.....
Kita janjian di BLOK
M Plaza jam 10 pagi.
Aku tungguin kamu di depan Gramedia yang deket lift itu dengan muka yang pucat dan badan gemeteran. Perasaan campur aduk kayak es campur.
Aku tungguin kamu di depan Gramedia yang deket lift itu dengan muka yang pucat dan badan gemeteran. Perasaan campur aduk kayak es campur.
Masih ingat apa yang
aku pakai hari itu? Kaos
hitam Fall Out Boy, celana hitam ketat
sampai buat melangkah aja kudu hati-hati biar gak robek dan sepatu
Macbeth cokelat plus rambut miring
ke samping yang udah ngelebihin dagu. Ganteng kan? J
Dan
aaakhhhirrnyyyaaa…
Tak takk tik tiiik dduuugg duugggg. Sosok ‘baby huey’ pun terlihat dari kejauhan sedang berlari-lari kecil dengan style celana
hitam, kaos tulisan Indie Is Boy, sepatu Vanz bubble dan tas
selempang
Iya itu kamu Owls.
With senyum kecil yang membuat kamu terlihat makin imut.
With senyum kecil yang membuat kamu terlihat makin imut.
Yeeaa akhirnya ada juga cewek yang giginya enggak dipagerin.
Tahu enggak saat itu ternyata kamu itu satu tingkat dari
kata CANTIK Owls. Maaf, aku harus jujur.
Kalau saat itu udah ada camera 360, aku rasa aplikasi itu enggak
akan berguna buat kamu.
Syukulah kamu berbeda dengan foto yang pertama kali kamu pasang YM itu dan sekali lagi sampai saat ini pun enggak tau siapa dia?
Syukulah kamu berbeda dengan foto yang pertama kali kamu pasang YM itu dan sekali lagi sampai saat ini pun enggak tau siapa dia?
Tanpa basa basi kamu langsung gandeng
lengan aku. Hebat ya cara
kamu membahagiakan seseorang, tanpa perlu memaksa aku untuk
berusaha mencairkan suasana.
Hari itu kita nonton
2 film sekaligus di 21, ya
kan? Ingat
gak saat tiket film yang ke
dua hilang? Kita mohon-mohon
sama mbaknya,
“Mbak beneran kok kita udah beli seriusan tapi tiketnya hilang. Beruntung mbak nya keturunan nabi yang baik hati, dia bilang “Gapapa masuk aja.” Yeeaa enggak perlu beli tiket lagi.
“Mbak beneran kok kita udah beli seriusan tapi tiketnya hilang. Beruntung mbak nya keturunan nabi yang baik hati, dia bilang “Gapapa masuk aja.” Yeeaa enggak perlu beli tiket lagi.
Oh iya, kita juga photobox dan aku
masih simpan loh sampai sekarang fotonya.
Sebelum pulang, saat itu kita lagi di Mcd,
kamu bilang.
Owls : “Heh, kamu enggak nembak aku?”
Jivan : “Iya, aku tembak ya?”
Owls : “Iya yang romantis ya. Kalo enggak, harus ulang
lagi. Kesempatan kamu 3x . Kalo tiga-tiganya ditolak, berarti kita belum jodoh.” *evillaugh
What The F***?!%$# Setelah kita bersenang-senang hari ini, masih ada kesempatan buat di tolak dan bisa-bisanya bilang belum jodoh.
Aku mikir gimana caranya nembak seromantis
mungkin. Enggak mungkin ‘kan aku teriak di tengah Mcd, “Aku sayang kamu. Mau enggak jadi pacarku?” Dan menganggap
semua yang makan di sana cuma
figuran. Kalo ini ftv, pasti
mereka bakal bilang “So sweet” sambil teriak-teriak ala alay “Terima-terima”, dengan muka datar tanpa ekspresi dan tepuk tangan yang
kompak abis kayak di dahsyat.
Ini dunia nyata. Hal pertama yang bakal di lakukan
oleh mereka yang lagi makan di sana, kalo
aku nekat melakukan hal itu adalah, bisik-bisik sinis gitu dan bilang “Apa sih ini bocah-bocah abg, norak banget”
dan berujung naas kita
bakalan di usir dari Mcd, kemudian dari manajemen Mcd bakal ngeluarin selembaran dan peraturan baru, “DILARANG NEMBAK GEBETAN DI SINI!!”. Huuuff.
SKIP, ganti ide
Akhirnya aku pake hal
sesederhana mungkin untuk nembak kamu, ya cara yang mainstream di lakuin sama pasangan, pertama
genggam tangannya, tatap
matanya.
Aku pun mulai ngomong,
Jivan : “Sederhanakan
aku untuk mencintaimu dengan menjadi seseorang yang bisa kamu milikin, ya Owls?”
Dan
ternyata..
Owls : “Bahasa kamu ribet ah. Iya aku terima. Aku pengen digangguin kamu terus sih. Sebenarnya enggak perlu kamu ngomong ribet gitu, juga aku terima sih.”
Arggghh...(ngunyah bangku Mcd). Fix kamu
itu mahluk Tuhan
paling ngegemesin.
“Kita jadian tanggal 08 agustus “
Aku enggak tahu gimana lagi melukiskan kebahagiaan saat bersamamu. Satu yang pasti, selama kamu liburan di Jakarta, kita akan habis kan waktu ber-DUA.
Tiap hari jadi pengunjung pertama mall yang di sambut layaknya raja dan permaisuri, juga di ucapain selamat
pagi sambil kepala nunduk
gitu sama mereka (kapan lagi coba?).
Pas mau pulang, bakal gangguin orang-orang yang lagi beres-beres karena mall mau tutup, tetapi kita masih sibuk ketawa ketiwi. SATU kata, menyenangkan J
Pas mau pulang, bakal gangguin orang-orang yang lagi beres-beres karena mall mau tutup, tetapi kita masih sibuk ketawa ketiwi. SATU kata, menyenangkan J
Menjelang kamu harus balik lagi ke Jerman, ada kabar
yang bakal membuat kamu menjadi jauh lebih indah!!
Waktu itu kita lagi
di Margo City, kamu bilang sama aku:
Owls : “Aku kayanya enggak mau balik ah ke Jerman.”
Jivan : “Kenapa? Kamu ‘kan kuliah di sana, bagus buat
kamu.”
Owls : “Ada
hal yang buat aku harus di sini.”
Jivan : “Kenapa?” Saat itu aku berusaha meyakinkan kamu untuk
balik ke Jerman.
Kamu enggak ngasih tahu alasannya, tapi aku tahu
alasannya sekarang J
Owls : “Ada
hal yang aku sebut itu kebahagiaan, yang
aku lebih inginkan untuk aku pertahanin, Jivan!”
Tapi aku terus maksa
kamu.
Dan kamu hanya bilang,
Owls : “Ini kan hidup aku. Aku yang tahu dimana aku bahagia dan aku yang rasain, bukan kamu Jiban. Tolong
ngerti ya.”
Akhirnya, “Oke, aku nurut sama kamu.”
Singkat cerita, kamu enggak balik ke Jerman dan kita mulai jadi tim pemburu universitas-universitas
yang sesuai dengan kamu.
Banyak angkot dan bus
kota yang kita jelajahin untuk nyari universitas yang sesuai dengan kamu, ya ‘kan Owls?
Berangkat pagi pulang
malam, dari kamu cantik hingga akhirnya tetep cantik.
Aku dari biasa aja,
jadi lebih rendah dari kata “biasa
aja”
Akhirnya kita nemuin universitas di salah
satu pusat jakarta. Kita ke
kampus A nya dan nanya-nanya tentang kampus
itu. Sempet di larang masuk sama satpam, mungkin pak satpam ini mikir kita mau jualan gorengan, ya Owls?
Ini kampus
enggak sembarangan
orang boleh masuk. Mesti pake id card. Kita
jelasin maksud kedatangan kita ke sana sama
satpam itu dan akhirnya di bolehin masuk juga.
Kita pun memutuskan untuk memilih Universitas di pusat Jakarta itu untuk
jadi kampus kamu.
Aku ngurus semua
administrasinya. Maksudnya
aku yang jalanin semuanya,
duitnya mah dari ayah kamu tetep.
Kamu percayain semuanya
ke aku dengan bilang,
“Iya kamu aja yang ngurus
semuanya. Aku percaya kamu pasti kamu kasih aku yang terbaik.”
Kata-kata kamu itu buat aku semangat dan
jadi Super Saiya 3 untuk kamu.
Next, kita mencari tempat les bahasa Jerman.
Itu salah satu syarat aku kan ya? Syarat untuk ngebolehin kamu di Indonesia.
Itu salah satu syarat aku kan ya? Syarat untuk ngebolehin kamu di Indonesia.
Jangan sampai kemampuan bahasa Jerman nya hilang. Ketemu deh tuh, salah satu tempat
les bahasa jerman di dekat
stasiun Gondangdia.
Kamu masuk kelas converstion.
Kamu masuk kelas converstion.
Kamu les di sana dari jam 7 malam sampai jam 9 malam.
Awalnya sih aku enggak temenin.
Baru hari pertama masuk,
kamu udah nelfon,
“Bayunya belum jemput, lama!!. Udah sepi di sini.” Oh iya, Bayu itu om nya.
“Bayunya belum jemput, lama!!. Udah sepi di sini.” Oh iya, Bayu itu om nya.
Untung tuh mahluk
yang namanya bayu dateng juga, setelah kena bawelan super duper mega maksimum
nya si Owls,
Dari kejadian itu, tiap kamu les, selalu aku temenin. Aku jadi patung di kantinnya saat nunggu kamu selesai les. Biasanya sih kamu masakin aku makanan, enak banget!!!! Spaghetti rasa hambar, nasi goring
keasinan, dll. Emang kamu paling jago kalo urusan masak
deh dan HARUS habis lagi L
Tiap pulang, yang
lain main keren-kerenan jemputan,
pakai mobil merek apa, dan segala
macam kesombongan lainnya sambil lirik-lirik dengan tampang yang lumayan lah buat jadiin samsak
petinju. Dengan bibir di miringin 15 derajat, “Beb, aku cabut ya. Udah di
jemput papi,” dan sebelah nya
jawab “Aku juga ya beb, my boyfriend udah nunggu di depan
nih.”
Nah, giliran kita nih di depan
sibuk nyari bajaj dengan adegan tawar menawar semurah mungkin sama abang bajaj nya. Bahagia tuh Sederhana, cukup sama kamu
kan J
Biasanya sih kita ke Sarinah dulu makan Burger King
Yeaaa!!!!!
Salah satu cemilan yang
bertanggung jawab atas naiknya badan kamu sampai 15 kg. (AMAZING)
Bersama kamu tuh adalah saat untuk menggemukan badan ya.
Perut kita kayaknya punya banyak karung yang kosong untuk di menampung bermacam makanan.
Segemuk apapun kamu
akhirnya, tapi buat aku kamu enggak
berubah. Kamu tetap cantik seperti biasanya. Kalau sama kamu tuh, lupa caranya mencintai wanita selain kamu, ya Owls?
Mari menggemuk J
GROW FAT WITH YOU, ya enggak?
Aku ingat cara saat
kita lagi becanda. Ingat gimana cara kamu tertawa, kamu akan selalu bilang aku
menyebalkan. Ingat enggak istilah “toy-toy”? Saat kamu
ingin bilang ‘amit-amit’ dan ‘cie cie iyoo uhuuyy’ dengan logat nya Komeng di Spontan saat kamu lagi ngecengin aku ya ‘kan?
Biasanya sih kalau lagi nungguin film di 21 dan
tidak melakukan apa-apa, kita main abc 5 dasar, ya enggak Owls?
Kalau kalah, hidungnya di pencet ampe merah.
Kalau kalah, hidungnya di pencet ampe merah.
Hidung kita udah kaya
Rudolph rusanya Sinterklas.
Di sini lah
emansipasi wanita tidak berlaku, karena kalo kamu lagi kalah,
aku pasti disuruh ngalah. Curang ya kamu.
Sky dining di Semanggi,
biasanya kita main ngayal-ngayalan di sana.
Kita menyebut
permainan itu UNTIL ONE DAY I MARRY
YOU.
Ya itu nama yang kamu pakai kalo ingin memulai permainan ini, permainannya sederhana: siapain imajinasi kamu sebanyak mungkin.
Ya itu nama yang kamu pakai kalo ingin memulai permainan ini, permainannya sederhana: siapain imajinasi kamu sebanyak mungkin.
Biasanya kamu bakal
bilang, “Jivan main until one day I marry
you yuk.” Lalu aku jawab “Siap jendral, laksanakan.”
Jadi ini sebenarnya cuma istilah kita menghayal apa yang akan kita lakukan kalau kita nanti udah nikah,
hal-hal menyenangkan apa yang bisa kita lakuin.
Oh iya kita punya dunia
sendiri selain di sini dunia nyata untuk
menampung segala hal aneh yang kita lakuin, dunia
yang kita namakan
‘Owls vs Jivan world’.
‘Owls vs Jivan world’.
By the way, kenapa nama
kamu yang harus pertama ya? Hemm.
Sebuah dunia yang NASA pun enggak mungkin bisa untuk ditemuin, dunia yang harus menggunakan imajinasi seluas mungkin untuk sampai ke depan gerbangnya.
Udah berapa tokoh kartun yang kita culik untuk tinggal di sana, Owls? Haha. Apa kabar ya dunia itu sekarang? Mungkin enggak dunia itu merindukan kita?
Udah berapa tokoh kartun yang kita culik untuk tinggal di sana, Owls? Haha. Apa kabar ya dunia itu sekarang? Mungkin enggak dunia itu merindukan kita?
Gimana ya kalo kamu ngambek, Owls?
Kamu tuh kalau ngambek hebat banget. Kamu membuat aku tertawa dengan
cara kamu cemberut. Membuat
aku mengerti kamu itu dianugerahi Tuhan
kelucuan yang overdosis, pipinya itu loh.
Hemm, kamu tuh enggak pernah marah. Enggak akan pernah keluar kata kasar dari
mulutmu, karena kamu cuma ngambek.
Setiap kamu lagi
ngambek, kamu selalu menerima
pendapat yang masuk akal. Itu lah kamu.
Kamu cuma pengen bahagia ‘kan Owls?
Dan enggak pengen buang-buang waktu untuk hal yang namanya ngambek.
Dan enggak pengen buang-buang waktu untuk hal yang namanya ngambek.
Ritual sebelum tidur
selain baca doa bobo nih ya, biasanya
kita telfonan dulu.
Nah, saat mata udah kaya di tibanin tronton, keluar deh tuh kata andalan yang selalu kita ucapkan tiap malam.
Nah, saat mata udah kaya di tibanin tronton, keluar deh tuh kata andalan yang selalu kita ucapkan tiap malam.
Begini nih kata-katanya:
“Met bobo ya, I love you Owls”
“Love you too Jivan”
“Jangan lupa pake banget ya”
“Iya”
“Inuimuilu”
Jangan tanyakan apa
artinya inuimuilu apa ya?
Haha
Selalu menyenangkan
bersamamu ya, Owls. Kita jalanin semua itu selama 3 tahun
lebih tanpa pernah absen.
Jivan ingat tidak waktu malam-malam di depan Sarinah, lagi nunggu kamu di jemput?
Tiba-tiba kamu bilang
gini tanpa ada setan lewat:
Owls : “ Jivan, aku enggak punya siapa-siapa, aku
cuma punya kamu. Jadi, jangan tinggalin aku ya. Janji jari kelingking.”
Jivan : “ Iya, janji jari kelingking,” sambil melingkarkan jari kelingking kita.
Jivan: “Aku bakal jadi film dengan chapter
seumur hidup kamu sampai kamu
bosan dan kembali gak bosen
lagi.”
Owls : “Kalau aku yang bosen enggak
apa-apa, aku enggak bakal ninggalin kamu, asal jangan
kamu yang bosen ya.”
Kita pun tertawa setelah itu.
(Alasan kenapa Owls tiba-tiba ngomong gitu, ada deh, ada hal yang enggak
bisa diceritakan di sini)
Berapa lama saat masa
bahagia ini berlangsung lebih dari 3 tahun, ya Owls ?
Ingat terakhir kita ketemu sebelum semuanya
berakhir?
Aku sama kamu duduk
di teras depan rumah kamu di temani
susu dan pisang goreng serta ngasih makan si nyamuk
Kamu bilang:
Owls : “Hai Jivan. Kamu percaya enggak
bakal ada yang bisa buat mesin waktu?”
Jivan : “Mungkin
tapi enggak sekarang. Kenapa kamu nanya gitu? Kalau seandainya ada pun ini akan jadi teori paradoks (yang enggak ngerti, silakan searching di Google). Kita
enggak akan menemukan diri
kita yang di dunia ini tapi kita di dunia yang berbeda.”
Owls : “Nyebelin ahh jawaban kamu.” Hemmm gitu ya? Nyebelin ya? tapi gapapa deh.”
Owls :
“Aku mau buat ah Jivan.”
Jivan : “Kenapa emangnya kamu mau buat mesin waktu?”
Owls : Jadi, seandainya
kamu pergi, aku tahu akan nyari kamu lewat mana. Aku temuin kamu deh di masa lalu, ya kan? Aku tampar
kamu, terus aku peluk. Aku gak peduli dunia berbeda atau
gak, yang penting ada kamu.” J
Jivan : “Lah, aku ‘kan enggak kemana-kemana.”
Saat itu kamu cuma senyum, kemudian melanjutkan omongan kamu.
Saat itu kamu cuma senyum, kemudian melanjutkan omongan kamu.
Owls : “Jivan, kalo aku nanti berhasil
membuat mesin waktu dan
melihat kita di masa lalu, pasti aku
iri, mereka masih bahagia di sana loh Jivan. Cara mereka
ketawa, cara mereka main
jail-jailan. Aku iri deh Jivan.”
Jivan : “Kamu tuh kenapa?”
Owls : “Aku bahagia denganmu, karena
aku enggak perlu menjadi
sempurna saat bersamamu. Ingat aku ya Jivan. Aku sayang kamu loh.”
Jivan : “Kenapa sih kamu ngomongnya gitu? Kesannya kayak ini mau
berakhir aja.”
Kamu cuma bilang, “Gapapa kok!”
Beberapa minggu kemudian
kita udahan J.
Menyakitkan untuk mengingatnya.
Menyakitkan untuk mengingatnya.
Kamu dan aku, KITA hilang.
Ingat surat terakhir
yang kamu kasih buat aku?
Yang kamu tulis
dengan air mata kamu.
Ucapan selamat
tinggal sebelum semua ini berakhir.
Aku baca itu hanya sekali. Aku masih simpan kok suratnya.
Aku baca itu hanya sekali. Aku masih simpan kok suratnya.
Aku enggak berani baca lebih dari satu kali, karena itu lebih
ampuh dari irisan bawang
putih yang di jejelin ke mata.
Saat membacanya, seperti ada tsunami di mataku, sampai aku rasa aku harus nyiapin ember.
Saat membacanya, seperti ada tsunami di mataku, sampai aku rasa aku harus nyiapin ember.
Aku tau saat kamu menulis itu, 99% kamu menggunakan hati kamu dan
1% tanganmu untuk menulis.
Terlalu
menyakitkan untuk membacanya.
Selama 3 tahun kita enggak berhubungan sama sekali.
Selama itu ada pula, ada 3 tempat yang enggak pernah aku datengin.
Bukan karena aku enggak mau, bukan juga karena aku udah nemuin tempat yang lebih indah dari itu, tapi karena:
Bukan karena aku enggak mau, bukan juga karena aku udah nemuin tempat yang lebih indah dari itu, tapi karena:
Terlalu banyak kenangan tentang kamu yang
tertinggal di sana, Owls.
Tau tempat apa aja
itu?
“Sarinah, Semanggi dan Blok M.”
Lucu dan terdengar sangat bodoh.
Sampai akhirnya tahun
2013 ini, aku berusaha menghubungi kamu.
Masih dengan nomor yang sama.
Nomor kembaran kita yang enggak kamu ganti dan Mencoba cek twitter kamu dan masih sama.
Kamu itu, masih polos seperti biasanya.
Nomor kembaran kita yang enggak kamu ganti dan Mencoba cek twitter kamu dan masih sama.
Kamu itu, masih polos seperti biasanya.
Aku telfon kamu itu susah
banget. Butuh tenaga extra maksimumnya Ultra Mega Super Saiya 4 untuk memulai pembicaraan.
[Pembicaraan yang
mungkin akan membangunkan
seisi dunia ‘Owls vs Jiban’ dan mungkin membuat mereka siap berbenah
untuk mulai berpetualang lagi.
Ingat malam itu..
Kamu terkejut ketika tahu
aku yang telfon kamu.
Owls : “Ngapain kamu?”
Ya suara itu. Suara yang buat aku enggak pernah berhenti bahagia saat bersamamu.
Owls : “Kenapa sih kamu hubungin aku lagi?”
Aku cuma mikir, kenapa?
Jivan : “Kenapa kamu enggak matiin telfonnya kalau kamu enggak
ingin bicara dengan aku?”
Owls : “Oke lanjut.
Mau ngomong apa? Aku gak punya waktu.”
Enggak punya waktu? Tapi akhirnya
kita telfonan sampai pagi ya, ingat? J
Di telfon itu yang
mungkin telah membedakan adalah
aku yang sudah menggemuk dan
kamu yang sudah mengurus, ya kan?
Aku sudah kerja dan kamu sekarang lagi lanjut
ke program s2.
Kita hanya mengenangkan
malam itu.
Jivan : “Aku berhasil Owls membuat
mesin waktu.”
Owls : “Ah mana bisa. Kamu kan oon.”
Jivan : “Enak aja. Aku berhasil. Aku membuatnya di imajinasiku, tempat di mana saat kita
masih bersama, kamu mau coba enggak?”
Owls : “Ih apa sih kamu, kita udah dewasa tau!”
Tapi dengan bahasa kamu
itu, aku tahu kamu enggak berubah, kecuali umur kamu!
Jivan : “Cukup malam ini Owls. Kita berhenti jadi dewasa ya. Kita kembali ke masa di mana kita tidak butuh berpikir untuik menjadi dewasa. Mau nemenin aku enggak malam ini?”
Owls : “Hemm, nemenin apa?”
Jivan : “Nemenin aku jalan-jalan pake mesin
waktu di imajinasiku.”
Owls : “Okkkeeeeee. Malam
ini aja ya.”
Jivan : “Iya.” J
Kita pun mulai
melakukan permainan yang sudah lama tidak kita gunakan.
Yaapp, ‘Owls vs Jivan world’
kembali berputar.
Canda yang sama,, tawa yang sama tapi selalu ada
yang berbeda yaitu kita tidak
lagi bersama.
Owls : “Heh Jivan,
aku bisa ngambil kamu di masa lalu itu enggak?”
Jivan : “Kenapa emangnya?”
Owls : “aku pengen kamu yang di masa lalu.”
Aku cuma senyum.
Jivan : “Maaf Owls, aku hanya mampu membuat
mesin waktu ini untuk mengulang, tidak
untuk mengembalikan.”
Owls : “Berarti kita di sini cuma
mengenang ya?”
Jivan : “Iya, nikmatin aja cara sederhana untuk bahagia.”
Owls : “Iya Jivan, ini sangat menyebalkan.” L
Kita
bicara banyak hal, mulai dari
alasan-alasan yang rasional dan irasional. Tidak terasa waktu udah hampir jam
5 pagi.
Sampai akhirnya sebelum
kita menyelesaikan telfon itu, aku
bicara:
Jivan : “Owls
aku punya lagu, ini lagu terakhir
yang aku ciptain buat kamu. Aku
menyimpan kamu di lagu ini biar kamu
abadi di dalamnya.” Judulnya”YANG TERLEWATI.” Aku nyanyiin ya Owls.
Kamu
teriak
Owls : “Jangggaaannnnn! Aku matiin ya kalau ampe di nyanyiin. Bener-bener deh enggak
bohong.”
Jivan : “Kenapa?,”
sambil ketawa geli, karena gaya bahasa dan cara ngomong kamu masih lucu seperti
biasanya.
Owls : “Pokoknya gak mau ya, awas ya!”
Jivan : “Kamu
takut nangis ya? dasar
cengeng.”
Owls : “Enggak!”
Jivan : “Kamu
sekarang bahagia Owls?”
Kamu diemmm..
Owls : “Aku enggak tau.”
Jivan : “Kamu mau cerita ke aku?”
Owls : “Enggak.”
Jivan : “Inget gak kamu dulu sempet cerita kamu pengen jadi sesuatu yang beda
dan terlihat di dunia?”
Waktu
itu katamu,
“Aku ingin bikin
sesuatu yang bisa membuat aku menjadi terkenang.
Enggak perlu terlihat banget, cuma sekadar
terlihat aja.”
“Emang apa cita-cita kamu?”
“Aku ingin bahagia menjadi apa
pun aku nanti.”
Jivan : “Masih sama Owls. Masih cita-cita yang sama?”
Kamu diem
Owls : “Boleh
aku enggak jawab kan Jivan?
Jivan : “Boleh kok.”
Sampai akhirnya, pagi mengingatkan kita untuk menyudahi telfon ini.
Aku harus berangkat kerja dan kamu kuliah.
Kita janjian untuk
ketemu.
Untuk yang terakhir kali!!
Kita ketemu bulan Juli 2013, di Blok M Plaza.
Kali ini aku jemput
kamu di rumah. Hehe.
Pas ngeliat kamu setelah
sekian lama,
kamu gak berubahhhhh.
Masih jadi baby Hui dengan lari-lari yang menggal-menggol.
Senyum yang sama dan jauh lebih cantik.
Namun, kali ini tanpa mengandeng tanganku.
Aku bilang, “Owls, jadiin hari ini yang terbaik
untuk kita ingat ya.”
Kamu cuma mengangguk.
Kita mengulang hal-hal
yang telah terlewati, ya enggak?
Kita makan di tempat
pertama kali aku nembak kamu.
Hingga tiba saatnya kita harus bicara hal yang indah, sebelum waktu ini berakhir.
Jivan : “Kamu menyesal
pernah pacaran sama aku?”
Owls :
“Aku enggak pernah menyesal untuk setiap hal yang aku laluin sama kamu. Yang aku sesali waktu yang enggak bisa diulang kmbali”
“Aku enggak pernah menyesal untuk setiap hal yang aku laluin sama kamu. Yang aku sesali waktu yang enggak bisa diulang kmbali”
Jivan : “Kenapa
kamu bilang enggak bisa kita
ulang kembali?”
Owls: “Karena aku
dan kamu sudah terlanjur
bahagia tanpa saling memiliki Jivan. Biarin kamu jadi waktu untukku mengenang
saja ya? Di luar rasa sakitnya, aku bahagia sama kamu kok.”
Jivan : “Kamu
pernah kangen sama aku? Gimana
cara kamu mengenangku?”
Owls: “Seperti
cara kamu mengenang aku lah.”
Aku diam di pojok,
gak shower-an. Ya, itu terlalu
mainstream.
Aku membuka file foto-foto kita dan
ingat semua hal bahagia tanpa
memikirkan yang menyakitkan.
Namun,tetap saja aku mengakhirinya dengan air mata.
Owls : Katamu, “Kenapa
kita berakhir seperti ini ya?”
Jivan : “Mungkin Tuhan mengajarkan kita untuk saling
mengikhlaskan, yang terbaik enggak
selalu untuk di miliki.”
Owls : “Ya sebaiknya kita bersyukur lahir di
waktu yang sama dan sempat
untuk saling memiliki, walaupun
tidak untuk selama nya ya Jivan.”
Owls :
Jivan, kita sama-sama jadi bayangan aja ya untuk satu sama lain, jadi
di saat kita saling membutuhkan kita cukup untuk saling menyinari ,mau gak?
Jivan: Iya, owls
kita membicarakan itu semua dengan air mata,walaupun sebenarnya kita berusaha mengakhirinya dengan senyuman :)
kita membicarakan itu semua dengan air mata,walaupun sebenarnya kita berusaha mengakhirinya dengan senyuman :)
Kamu dengan dandanan yang jauh lebih dewasa sekarang
ya.
Begitupun dengan aku.
Kita telah menua, tapi tidak untuk kenangannya.
Kita akhiri
pembicaraan itu dengan senyuman.
Yap. Hanya dengan senyuman dan pelukan
OWLS
Terima kasih. Aku simpan semuanya dengan waktu
yang tak ‘kan pernah aku buang ya, dengan cara yang paling indah.
Terima kasih untuk menjadi selamanya.
From Jivan: Semoga kamu bahagia, hai waktu yang menyebalkan.
HAPPY BIRTHDAY OWLS
Cuma ini hadiah dari aku buat kamu J
Sedikit mewujudkan mimpi kamu
untuk menjadi sedikit
terlihat.
PS: Kami
masih berhubungan baik hingga detik ini.
kenapa 11:11 : karena itu waktu yang tepat untuk mulai mengingat dan mengulang waktu yang terlewati!
terima kasih :
-merlina
-ryankinsdoll
Gue jadi penasaran bang alesan pisahnya apa
BalasHapusTERUS SEKARANG YANG JADI ALASAN AKU TERSENYUM APA BANG?
BalasHapusBang ijin repost
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus